Jika kita membeli tiket pesawat terbang dari salah satu perusahaan penerbangan secara online via web, pertanyaan yang sering muncul adalah "Apakah Pemilik Kartu Kredit Harus Ikut Terbang ?".
Dari pengalaman dan pemberitahuan yang disampaikan oleh web perusahaan penerbangan ketika melakukan pembayaran memang demikian adanya, jika tidak maka harus membawa salinan (copy) dari halaman depan kartu kredit yang digunakan dan salinan KTP pemilik-nya. Sebagai contoh seperti dapat dilihat pada link FAQ Citilink ini, dimana disebutkan: "Apabila pemilik kartu kredit tidak ikut dalam penerbangan, cukup siapkan
salinan kartu kredit dan KTP pemiliknya untuk ditunjukkan pada saat
check-in.". Dimana hal ini berlaku untuk pembayaran online dengan kartu kredit Visa dan Mastercard.
Tindakan pengamanan ini bisa dimengerti karena perusahaan penerbangan ingin memastikan bahwa tidak ada penyalah-gunaan kartu kredit secara tidak bertanggung jawab, karena seperti kita ketahui pengaman transaksi ketika melakukan pembayaran online hanyalah: nama pemegang kartu, nomor kartu, masa berlaku kartu, dan kode CVV yang semuanya ada tercetak pada halaman depan dan belakang dari kartu kredit.
Bagaimana dengan kartu kredit lainnya seperti BCA Card misalnya ? Karena transaksi pembayaran secara online dengan BCA Card bukan seperti Visa dan Master melainkan melalui mekanisme portal BCA Klikpay yang dilindungi dengan user + password tersendiri, dan pilihan menggunakan kartu kredit baru baru ada di dalamnya portal tersebut maka penggunaan BCA Card tidak termasuk dalam ketentuan tersebut, artinya pemilik kartu tidak harus ikut terbang dan tidak perlu salinan kartu maupun identitasnya jika tidak ikut terbang. Hal ini telah dicoba pada penerbangan hari ini, dimana Citilink tidak meminta hal tersebut ketika check-in.
(Jakarta 25feb13)
... just to share my experience in information, technology, photography and environmental issues ... ... sekedar berbagi pengalaman dalam teknologi, informasi, fotografi dan isu-isu lingkungan ...
▼
Monday, February 25, 2013
Wednesday, February 20, 2013
Tips Menggunakan Google Maps di Jakarta Indonesia
Google maps kian akurat petanya untuk Jakarta dan Indonesia pada umumnya sehingga semakin bisa diandalkan untuk penunjuk jalan yang baik.
Tips menggunakan Google maps di Jakarta dan Indonesia pada umumnya berikut ini untuk pemakaian dengan perangkat gadget smartphone yang menjadi pilihan murah dan praktis karena kita tidak perlu membeli alat GPS khusus. Tetapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan supaya perjalanan dengan bimbingan Google maps tidak menjadi mimpi buruk ... seperti dijelaskan berikut ini.
Pertama batere smartphone harus cukup memadai selama perjalanan, minimal masih tahan untuk 2 jam, jika tidak bawa charger yang mobile.
Kedua hanya gunakan fitur GPS yang ada di smartphone sebagai penentu lokasi kita yang terkini !!! Akurasi GPS yang dalam kisaran beberapa meter saja, sehingga cukup baik. Jangan sekali-sekali menggunakan petunjuk posisi dari BTS operator GSM/3G/CDMA karena akurasinya yang bervariasi dari beberapa meter s/d kilometer, jadi malah bisa menyesatkan dan membingungkan. Coba perhatikan 2 gambar berikut, pertama dengan petunjuk dari data BTS operator dimana tanda segitiga biru sangat jauh dari posisi aktual di tanda hijau A seperti yang dan yang ditunjukkan oleh GPS pada gambar kedua yang ada di bawah ini.
Ketiga ada kalanya posisi smartphone kita terhalang ke satelit-satelit GPS yang tersebar di angkasa, untuk itu geser posisi gadget tersebut atau kendaraan supaya lebih banyak celah terbuka ke langit sampai sinyal lancar yang ditandai dengan tanda lingkaran bulat terisi (bukan kosong) muncul pada layar. Halangan atap kendaraan, bangunan dan pohon-pohon akan memotong jalur sinyal gadget dengan satelit GPS, karena sifat sinyal satelit sama dengan sinar / cahaya yang terputus bila terkena benda yang tidak transparan ...
Tips menggunakan Google maps di Jakarta dan Indonesia pada umumnya berikut ini untuk pemakaian dengan perangkat gadget smartphone yang menjadi pilihan murah dan praktis karena kita tidak perlu membeli alat GPS khusus. Tetapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan supaya perjalanan dengan bimbingan Google maps tidak menjadi mimpi buruk ... seperti dijelaskan berikut ini.
Pertama batere smartphone harus cukup memadai selama perjalanan, minimal masih tahan untuk 2 jam, jika tidak bawa charger yang mobile.
Kedua hanya gunakan fitur GPS yang ada di smartphone sebagai penentu lokasi kita yang terkini !!! Akurasi GPS yang dalam kisaran beberapa meter saja, sehingga cukup baik. Jangan sekali-sekali menggunakan petunjuk posisi dari BTS operator GSM/3G/CDMA karena akurasinya yang bervariasi dari beberapa meter s/d kilometer, jadi malah bisa menyesatkan dan membingungkan. Coba perhatikan 2 gambar berikut, pertama dengan petunjuk dari data BTS operator dimana tanda segitiga biru sangat jauh dari posisi aktual di tanda hijau A seperti yang dan yang ditunjukkan oleh GPS pada gambar kedua yang ada di bawah ini.
Ketiga ada kalanya posisi smartphone kita terhalang ke satelit-satelit GPS yang tersebar di angkasa, untuk itu geser posisi gadget tersebut atau kendaraan supaya lebih banyak celah terbuka ke langit sampai sinyal lancar yang ditandai dengan tanda lingkaran bulat terisi (bukan kosong) muncul pada layar. Halangan atap kendaraan, bangunan dan pohon-pohon akan memotong jalur sinyal gadget dengan satelit GPS, karena sifat sinyal satelit sama dengan sinar / cahaya yang terputus bila terkena benda yang tidak transparan ...
Lokasi yang melenceng, menurut perkiraan BTS operator |
Lokasi yang benar sesuai dengan hasil GPS |