Cari-cari info di internet yang sesuai dengan anggaran yang terbatas mengarahkan saya ke situsnya pak Ken Rockwell di http://kenrockwell.com/
Lepas dari kontroversi kecenderungan dia yang dicurigai 'membela' merk tertentu maka saya putuskan untuk memulai petualangan dengan membeli Nikon D40 baru dengan lensa standarnya Nikkor 18-55mm f/3.5-5.6G ED. Setelah beberapa lama mulai terasa perlunya lensa tele untuk menzoom obyek jauh, dengan pertimbangan anggaran dan keraguan maka saat itu diputuskan membeli lensa Nikkor 50-200mm VR seharga kurang lebih 2,5 juta. Pada saat itu harga Nikkor 18-200mm VR yang menjadi idaman masih terlalu mahal (6 juta-an).
Hasil lensa 50-200mm VR tersebut sangat memuaskan, foto kupu-kupu di bawah ini adalah hasil dari lensa tsb.
Kupu-kupu dan bunga |
Kekurangannya adalah perlunya sering ganti-gant lensa dari 55-200mm ke 18-55mm pada saat berpindah dari outdoor ke indoor ...
Perangkat berikutnya yang diakuisisi yang sangat membantu dalam pencahayaan adalah flash Nikon Speedlight SB-400, ini perangkat kecil-kecil cabe rawit. Kekurangannya adalah posisinya statis, artinya flash tidak bisa diarahkan ke vertikal (ke langit-langit ruangan) saat kita mengambil posisi kamera portrait. Selebihnya sangat memuaskan dan karena ukurannya kecil sehingga mudah dibawa-bawa.
Sekitar 3 bulan lalu, ada tawaran lensa Nikkor 18-200mm VR bekas pakai di toko Bursa. Berhubung lensa ini idaman sejak lama maka tanpa berpikir panjang langsung diakuisisi, dan jadinya paling sering digunakan hingga saat ini karena satu lensa tersebut meliputi jangkauan 2 lensa yaitu 18-55mm + 50-200mm. Hasilnya sangat memuaskan sejauh ini, kecuali bahwa titik fokus terdekat yang bisa dicapai adalah 1 meter-an dibandingkan 30 cm-an dengan lensa 18-55mm.
Untuk saat ini perangkat dirasakan sudah cukup ... untuk sementara ;-)
Terakhir saya melungsurkan D40 tersebut ke anak, dan beralih ke D80 ...
(TangSel)