Thursday, November 1, 2012

Foto Makro dengan Lensa Dibalik (Reverse Lens)

Membuat foto makro atau pembesaran dari benda atau makhluk kecil seperti semut, nyamuk, lalat, dsb sangat menarik dan cukup menantang tentunya. Untuk peralatan pendukungnya bisa menggunakan lensa makro yang khusus dibuat (baca mahal) atau bisa mencoba bereksperimen dengan lensa yang dibalik (reverse lens) yang murah meriah walaupun dengan segala keterbasannya. Berikut ini dibeberkan teknik foto makro dengan lensa dibalik (reverse lens).

Peralatan yang dibutuhkan adalah kamera DSLR (tentunya), kemudian lensa standar biasa 18-55mm atau bisa dicoba juga lensa lainnya seperti fixed 55mm (dsb), kemudian adalah reverse lens converter yang saat ini sudah banyak dijual di toko-toko kamera.

Perhatikan gambar di sebelah kiri, yang paling kiri adalah lensa standar yang dipasang terbalik dimana ulir bagian depannya dipasangkan ke converter yang terlihat di tengah,  dan di sebelah kanan adalah body dari DSLR.

Setelah lensa dan converter dipasang akan tampak seperti gambar di bawah ini. Dimana bagian belakang lensa yang biasanya menempel ke badan dari kamera akan menjadi bagia depan yang berhadapan langsung dengan obyek.





Pada teknik reverse lens ini diafragma lensa akan sangat kecil (f-nya bernilai besar sekali) sehingga butuh pencahayaan yang kuat atau menggunakan flash untuk mendapatkan hasil yang terang. Pada kamera, posisi diafragma akan terdeteksi sebagai f/0 dan tidak bisa diatur, tinggal yang bisa kita mainkan hanya kecepatan bukaan (shutter speed) saja. Dari pengalaman bahwa dengan sinar matahari yang terik bisa menggunakan kecepatan 1/30, 1/15 atau lebih lambat lagi, jika menggunakan flash bisa di sekitar 1/200 atau 1/160.

Untuk mendapatkan hasil foto makro dari nyamuk ladang (yang lebih kecil ukurannya dibanding nyamuk gedongan) yang sedang menghirup darah kaki seperti yang ditampilkan di sebelah ini cukup mudah dengan teknis reverse lens.
Tetapi untuk mendapatkan hasil yang lebih dramatis tentunya mesti telaten dan terus mencoba.

Terutama repotnya adalah karena jarak lensa ke obyek yang harus sangat dekat yakni hanya pada kisaran 3 - 10 cm saja ! Jadi harus lebih hati-hati dalam mengendus obyek yang cukup liar ... Ditambah lagi karena bagian belakang lensa (yang bertukar tempat ke bagian depan) yang lebih berat menyebabkan pengaturan zoom dan fokus (hanya bisa manual) menjadi agak liar dan perlu banyak latihan.

(Tangsel 1-nov-12)