Judul di atas "Demi Kelestarian Hutan Indonesia: Cari Cara Mempertahankan Konsumsi Kertas Per Kapita Yang Rendah" pasti bertentangan dengan keinginan kalangan industri kertas dan juga kecenderungan statistik yang menghubungkan antara tingkat pendidikan suatu bangsa dengan kegemaran membaca yang secara tradisional berujung pada kebutuhan kertas untuk pencetakan buku, majalah, koran, dsb. Tentu saja penggunaan kertas juga untuk kebutuhan umum lainnya seperti tissue, pembungkus makanan, kotak barang, dll
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian bahwa konsumsi kertas per kapita Indonesia adalah 30 kg per kapita per tahun, jauh lebih rendah dari kebutuhan rata-rata ASEAN yang 55 kg per kapita per tahun dan apalagi Eropa yang mencapai 200 kg per kapita per tahun!! Amerika Serikat bahkan lebih boros lagi dari Eropa.
Konsumsi 30 kg per kapita per tahun tersebut perlu diusahakan supaya tidak tumbuh (paling tidak dari kontribusi pencetakan buku, majalah dan koran) supaya beban hutan Indonesia tidak bertambah berat! Karena bahan baku pembuatan kertas adalah kayu yang berasal dari pohon-pohon besar.
Caranya bagaimana?
Disinilah peran TI (Teknologi Informasi) dan kemudahan akses internet yang bisa banyak berkontribusi sebagai media distribusi informasi dan pengetahuan, yang tentu saja tanpa penggunaan media cetakan kertas. Terobosan-terobosan dalam e-learning, e-book, e-tutorial, majalah & koran online perlu terus didorong dan kita manfaatkan semaksimal mungkin ... sehingga penggunaan kayu yang minim -- hutan kita selamat, dan rakyat Indonesia malah tambah pintar dan berpengetahuan luas :-)
(Jakarta 25jul13)